Jumat, 28 September 2012

Tulisan 4 (Bahasa Indonesia)

CERITA IBU DAN ANAK SERTA BURUNG BANGAU

ada sebuah cerita tentang teladan seorang ibu yang mengajarkan anaknya tentang arti kasih sayang dan kesabaran kepada anaknya  Dikisahkan ada seorang ibu sudah tua dan bila kemana-mana hanya memakai kursi roda karena kakinya sudah tak bisa kuat lagi untuk berjalan , suatu ketika si ibu meminta kepada anaknya untuk mengantarkannya  ke sisi danau, lalu si anaknya menayakan mengapa ibu memilih ke tepi danau bukan tempat lain kemudian si ibupun menjelaskan dia rindu untuk bisa melihat pemandangan indah dan suasana alam sekitar danau dengan gemerciknya air danau.


Akhirnya dibawalah si ibu ke tepi danau sembari melihat pemandangan disekitarnya ,disitu terlihat banyak bangau yang lagi main dan mandi memainkan bulunya dan ekornya kemudian si ibupun bertanya kepada anaknya,, sambil menunjuk ke arah bangau tadi,,, “nak.., itu apa?lalu si anakpun menjawab,” itu bangau bu..,”   tak lama kemudian  si ibu menunjuk ke arah sama dengan bangau warna yang sama lalu bertanya kepada anaknya  “itu apa,,, nak?,”  si anak menjawab dengan nada tinggi itu “ bangau bu..!!

Kemudian si ibu kembali menunjuk ke arah lain dengan bangau warna berbeda sambil bertanya ,”itu apa nak?” dengan sedikit membentak si anak berkata  ; itu bangau bu, bangau,!!!

Terlihat berlinang air mata  si ibu mendengar jawaban anaknya sambil menatap ke arah anaknya   lalu berkata kepada anaknya kau tahu nak…, kenapa ibu bawa kau ketepi danau ini..? si anak terdiam lalu berkata “kenapa ibu menangis ?”,,,Si Ibu menjawab dengan berlinang air mata,” Sewaktu kau masih kecil,, ibu gendong kau ke tempat yang sama di danau ini,, waktu itu kau bertanya 10 kali dengan pertanyaan yang sama, setiap kau melihat burung bangau dan bertanya kepada ibu ,itu apa bu.. ?, lalu ibu jawab ,,itu namanya bangau nak, kemudian kau bertanya lagi dengan bangau yang lain, ibu jawab dengan nada lembut “itu bangau juga sayang ,kaupun bertanya lagi ,” itu apa bu ?” ibu jawab lagi ,”,bangau anakku sayang”... kau bertanya lagi …”itu apa.. bu ?” sebanyak 10 kali kau bertanya, 10 kali juga,, ibu jawab “anakku sayang itu bangau  “ dengan kasih sayang tanpa membentak sekalipun kepadamu nak,, tapi di saat ibumu bertanya kepadamu baru tiga kali saja kau sudah membentak ibu.


SUMBER : http://petualang-web.blogspot.com/2012/07/cerita-ibu-dan-anak-serta-burung-bangau.html

Tulisan 3 (Bahasa Indonesia)

 RESEP TOM YAM KONG

BAHAN :
• 200 gr kepala udang
• 1 sdm sari jeruk nipis
• 1 sdt garam
• 1500 cc air
• 1/2 sdt merica utuh, bungkus
BUMBU UNTUK KALDU :
• 6 siung bawang putih
• 3 batang serai, potong halus
• 10 lembar irisan lengkuas
• 10 lembar daun jeruk
• 2 sdm ketumbar
• 1 sdt cabai giling
———————————–
• 10 buah cabai rawit atau sesuai selera
• 2 sdm kecap ikan
• garam sesuai selera
• ¼ sdt merica bubuk
• 2 sdm sari lemon/ sari jeruk nipis
• 500 gr udang, pilih ukuran sedang, kupas, sisakan ekornya
• 200 gr cumi
• 100 gr jamur merang, belah 2
• 1 sdm irisan bulat cabai merah
• daun ketumbar secukupnya
CARA MEMASAK TOM YANG KONG :
1. Lumuri kepala udang dengan sari jeruk nipis dan garam, diamkan selama
10 menit, cuci dan tiriskan.
2. Tumis sebentar kepala udang, lalu tuang air.
Beri merica dan bumbu untuk kaldu, masak dengan api kecil selama 3o menit.
Angkat dan saring.
3. Masak kaldu udang dengan cabai rawit, kecap ikan, garam, merica bubuk, sari
Lemon / jeruk nipis, udang, cumi, dan jamur merang hingga mendidih.
Beri taburan cabai merah dan daun ketumbar, angkat.
Hidangkan dengan nasi.

Kamis, 27 September 2012

Tulisan 2 (Bahasa Indonesia)



NIKMATNYA SEDEKAH

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka,,” (At-Thalaq: 2-3)
Postingan ini terutama sebagai pengingat bagi diri saya sendiri. Betapa saya malu setelah membaca kisah dari tukang becak di bawah ini, yang kadangkala diri ini untuk bersedekah saja terasa sulit, lebih-lebih jika kondisi keuangan kita lagi mepet *pemikiran standar dari ibu rumah tangga*.. (astaghfirullahalladziim).. padahal sarana untuk bersedekah itu banyak sekali..
‘Adi bin Hatim z berkata, “Rasulullah n bersabda:
اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَـمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dengan bersedekah sepotong kurma. Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-kata yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 2346)
hadits yang disampaikan oleh Abu Dzar z, Rasulullah n bersabda:
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ
“Senyumanmu di wajah saudaramu (seagama) adalah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi no. 1956, dishahihkan Asy-Syaikh Albani t dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi dan Ash-Shahihah no. 572)
hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap ruas jari salah seorang di antara kalian wajib untuk disedekahi setiap hari. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, mengajak kepada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah dari kemungkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa tercukupi (setara) dengan dua raka’at yang dia lakukan di waktu Dhuha.” HR. Muslim 720
Padahal, sebagai kaum wanita.. Rasulullah -sholallahu ‘alaihi wasallam- telah memperingatkan agar kita banyak bersedekah, karena mayoritas dari penghuni neraka adalah wanita :’(
Sebagaimana pengabaran Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berikut ini, “Dalam satu hari raya, Idul Adha atau Idul Fithri, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju mushalla (tanah lapang). Beliau melewati para wanita, maka beliau bersabda:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي أُرِيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ “Wahai sekalian kaum wanita, bersedekahlah. Karena diperlihatkan kepadaku mayoritas penduduk neraka adalah kalian.” (HR. Al-Bukhari no. 304)
Smoga petikan artikel di bawah ini bisa mengasah empati dan memotivasi kita untuk bisa lebih banyak lagi berbagi dengan orang lain, insya Allah..
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal.” (QS Ali Imron: 133-136).
**********
Sebuah kisah nyata dari Yogyakarta, Tukang becak itu ingin sekali bersedekah setelah mendengarkan sebuah pengajian, namun dia tau kondisinya yang tidak mungkin bersedekah dengan uang, maka dia menemukan sebuah ide untuk bersedekah. Yaitu dia berjanji setiap hari jumat dia akan mengantarkan siapapun yang pakai jasanya tanpa meminta imbalan.. Ikhlas dia akan mengantarkan siapapun orangnya hari itu, demi niatnya bersedekah pengganti harta adalah tenaga.. Bukan hanya “senyum” semata seperti kita.
Stasiun Tugu Jogja..
Seorang pengusaha sukses dari Jakarta sedang ingin bernostalgia dengan masa lalunya, dengan naik kereta dia turun di stasiun Tugu, dia ingin santai berkeliling Jogja dengan naik becak. Kebetulan tukang becak itu ada didepannya..
“antarkan saya keliling kota pak, baru nanti menuju hotel” pinta pengusaha itu.
“monggo ndoro” jawab tukang becak itu girang, pagi2 sudah dapat rejeki.
Mereka berkeliling kota, berhenti di beberapa tempat yg diminta si pengusaha. Sampai akhirnya menjelang siang mereka menuju sebuah hotel.
Ketika si pengusaha turun dari becak, dan akan membayar tiba-tiba sayup terdengar suara adzan Dzuhur dari masjid. Si tukang becak tersentak, dia tiba-tiba ingat kalau hari ini adalah hari Jumat! Setengah hatinya menangis dia ingin membatalkan niatnya bersedekah di hari jumat, setelah seharian lelah mengantarkan keliling kota, ada rejeki yang banyak di depan mata. Sementara setengah hatinya lagi “nggondeli” menahan agar dia tetap meneruskan niatnya..
Dengan halus tukang becak itu berkata..
“Bapak, terimakasih untuk pemberian bapak, tapi saya tidak bisa menerimanya karena hari ini hari Jumat.. Saya sudah berjanji setiap hari jumat siapapun yang naik becak saya tidak saya pungut bayaran, saya ingin niat sedekah saya tidak luntur karena uang ini..”
Si pengusaha terkejut mendengarnya, setelah seharian mandi keringat mengantarkannya keliling kota, dengan nafas yang ngos-ngosan, tukang becak ini masih sanggup mempertahankan niat yg sudah diucapkan hatinya…
Dengan mata berkaca-kaca, pengusaha itu berkata,
“Pak, saya akhirnya menemukan jawabannya! Entah mengapa minggu ini hati saya gelisah, saya seperti ditunjukkan jalan untuk kembali ke Jogja bukan hanya untuk bernostalgia, tapi juga menguatkan niat saya. Tahun ini saya akan naik haji pak, dan saya belum menemukan siapa orang yang akan menemani saya berangkat ke tanah suci. Dan hari ini saya ditunjukkan oleh Allah langsung, dengan kebersihan hati bapak, dengan niat bersih saya ingin bapak yang menemani saya naik haji tahun ini. Semua biaya dan surat-surat akan saya urus segera, mari pak kita menghadap Allah bersama-sama…”
Gantian si tukang Becak yang terbengong-bengong… Lalu nangis “ngguguk” mendengar ajakan si pengusaha. Jika Allah berkehendak, orang yang memiliki energi yang sama akan dipertemukan di jalan yang tidak disangka-sangka.. Min haiztsu la Yahtasib..

SUMBER :

Tulisan 1 (Bahasa Indonesia)



CINTA IBU KEPADA ANAKNYA SEPANJANG HAYAT

Jika ada orang yang mempunyai keikhlasan yang cukup tinggi serta kesabaran dan tanggung jawab yang sangat besar dia adalah seorang IBU. (Mama sebutanku untuknya). Bagaimana tidak? Dia rela mengandung anaknya selama sembilan bulan lebih dan setelah anak itu keluar tidak lepas pula tanggung jawab yang diberikannya bahkan sampai dia tutup usia kelak.
Sembilan bulan bukan waktu yang singkat membawa, menjaga serta merawat nyawa lain yang berada dalam tubuhnya yang juga bisa membahayakan nyawanya. Tapi bukan itu yang dipikirkannya yang ada dipikirannya hanya tertuju bagaimana agar nyawa lain yang bersarang ditubuhnya selamat serta sehat saat ia melihat dunia kelak. Aku saja jika membawa tas setiap hari sering berasa capek dan pegal. Itu hanya tas yang bisa dilepaskan bagaimana dengan janin yang dikandung seorang ibu setiap hari dibawa, dijaga, dan dirawat sepenuh hati.
Pengorbanan dan kesabaran itu pun tak hilang ketika sang anak muncul ke dunia dia dengan sabar membesarkan, merawat, mendidik, memberikan kasih sayang, mendoakan, serta merelakan apapun hanya untuk sang anak yang belum bisa berfikir untuk apa seorang Ibu melakukan itu hanya untuknya.
Dan ketika anaknya tumbuh besar, diapun bertambah sabar. Dikala sang anak membenturkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan sang Ibu. Dan dia pun ikhlas seolah berkata lakukanlah nak apa yang kau inginkan aku tidak menginginkan apa-apa darimu. Dan ketika aku salah melangkah, mengalami kesulitan yang besar sekalipun, kemana aku akan mengadu?. Yup mama dia selalu mendengarkan keluh kesahku memberikan jalan keluar bahkan menanggung resiko apapun yang dilakukan anaknya. Dia melakukannya dengan ikhlas tanpa mengharapkan apapun dariku yang selalu berharap banyak padanya. Dia yang paling mengerti aku, dia yang paling mengenalku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Walaupun aku selalu tidak mengerti ,dan terkadang tidak mau mengerti apa yang diinginkannya.
Sampai detik inipun aku belum bisa memberikan sesuatu yang sangat berarti untuknya. Aku hanya bisa bercita-cita membahagiakannya. Dan sangat berharap semoga tuhan memberikan jalan agar cita-cita itu terkabul. Karena aku ingin terus melihatnya tersenyum ketika menatapku.
SUMBER :
http://fikrie.blogdetik.com/2010/03/12/cintaibusepanjanghayat/